Peternakan Domba Garut 'SAUNG DOGAR FARM INDONESIA' melayani kebutuhan Domba Aqiqah, Qurban, domba Bibit, Daging Domba, Domba Tangkas dan Aneka Produk olahan Daging Domba.

Fungsi Nutrisi dalam Proses Reproduksi pada Hewan

Nutrien atau zat makanan sangat dibutuhkan oleh hewan untuk pembentukan jaringan tubuh, sintesa produksi susu, sintesa telur, pembentukan tenaga (energi), mengaktifkan kerja enzim dan hormone serta untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok berupa kontraksi otot dan organ tubuh. Kemampuan pakan untuk menyediakan energi merupakan unsur penting sebagai indikator nilai dari kandungan nutrisi tersebut (Astuti 1998).
Pada ternak sapi, proses reproduksi dapat berjalan secara normal jika kebutuhan nutrisi pakan yang baik untuk pertumbuhan dan reproduksi dapat terpenuhi dengan optimal. Air, energi, protein, mineral dan vitamin sangat diperlukan untuk proses reproduksi yang normal. Selain itu, nutrisi pakan tersebut dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh, pertumbuhan dan produksi susu. Peranan status nutrisi terhadap kemampuan reproduksi adalah menginisiasi kebuntingan, menjaga nutrisi untuk pertumbuhan fetus yang normal dan menghindari komplikasi post partus seperti retensio plasenta dan milk fever (Winugroho 2002). Makanan ternak dalam jumlah dan kualitas yang cukup, menjamin kelangsungan fungsi tubuh ternak secara normal termasuk fungsi reproduksi. Kandungan energi yang rendah pada makanan dapat menyebabkan tidak aktifnya ovarium dan tidak munculnya estrus pada sapi betina dewasa. Nutrisi pakan yang berkualitas harus mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi, protein sebagai zat pembangun tubuh, vitamin dan mineral sebagai pelengkap dalam pertumbuhan badan. Kekurangan salah satu zat makanan tersebut dapat memicu terjadinya gangguan reproduksi (Hardjopranjoto 1995).

Kekurangan nutrisi pakan merupakan salah satu penyebab penurunan efisiensi reproduksi karena selalu diikuti oleh adanya gangguan reproduksi pada hewan jantan maupun betina. Kekurangan pakan dalam jangka waktu lama yang disertai dengan buruknya faktor-faktor lingkungan dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan pada sapi yaitu kekurusan, bulu kusam, turgor kulit jelek, pertumbuhan badan lambat dan daya tahan tubuh terhadap penyakit rendah. Makanan ternak yang diberikan sebelum dan sesudah melahirkan berpengaruh terhadap aktivitas reproduksi atau fertilisasi, timbulnya berahi setelah melahirkan (post partus), lama waktu involusi uteri, pertambahan berat badan setelah melahirkan dan angka kebuntingan atau angka konsepsi (Smith RD 1999). Selain itu defisiensi makanan menyebabkan hambatan pubertas, estrus yang tidak jelas, anestrus dan hifofungsi ovari pada berbagai ternak sapi (Hardjopranjoto 1995). Pada sapi jantan kekurangan pakan sebelum masa pubertas mengakibatkan penurunan aktivitas testis (hipofungsi testis) dan kelenjar asesorius serta memperlambat dewasa kelamin.
Selain itu, faktor-faktor yang mempunyai kebutuhan nutrisi pada sapi sangat beragam, diantaranya adalah tahapan pada produksi susu, ukuran tubuh induk dan produksi susu, umur sapi, lingkungan sekitar dan kondisi tubuh (Body Condition) atau ukuran subyektif terhadap jumlah lemak yang tertimbun dalam tubuh hewan (Lamb GC 1999). Dengan demikian, pakan merupakan kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi dalam produksi peternakan. Makin tinggi konsumsi pakan, maka diharapkan produksi ternak juga akan meningkat. Sehingga dibutuhkan adanya keseimbangan energi pada reproduksi. Pada sapi dengan produksi susu tinggi, peningkatan kebutuhan nutrisi tidak dapat dipenuhi oleh pasokan pakan postpartum dengan input pakan yang rendah. Ketika pemberian pakan tidak dapat memenuhi kebutuhan akibat peningkatan produksi, maka keseimbangan energi negatif dapat terjadi, yakni penurunan kondisi tubuh (kehilangan berat badan), fatty liver syndrome dan inefisiensi reproduksi (Wattiaux 2000).

sumber : http://duniaveteriner.com
Uploader : Dede Usman
Thanks for Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda